Kadang kita merasa sudah menjaga kebersihan rumah dengan baik—lantai dipel, jendela dibuka setiap pagi, dan kamar rutin dibereskan. Tapi entah kenapa, batuk tetap sering datang tiba-tiba. Kalau kamu mengalami hal seperti ini, jangan buru-burus mengaitkannya dengan cuaca atau makanan. Bisa jadi, penyebabnya justru ada di dalam rumahmu sendiri: kualitas udara yang kurang baik.

Udara di dalam ruangan (indoor air) memang sering dianggap aman karena kita berada di tempat tertutup. Padahal, kenyataannya bisa jauh berbeda. Debu, jamur, bulu hewan, asap rokok, hingga bahan kimia dari parfum ruangan atau pembersih rumah bisa menumpuk tanpa kita sadari. Itulah kenapa, meski rumah terasa nyaman, tubuh kita memberi sinyal lewat batuk, alergi, atau sesak ringan. Nah, sebelum makin bingung menebak-nebak penyebabnya, yuk kita bahas kenapa kualitas udara di rumah itu penting banget untuk diperhatikan.
Kenapa Batuk Bisa Berhubungan dengan Kualitas Udara?
Batuk sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan. Jika ada partikel asing, tubuh otomatis mencoba mengeluarkannya. Nah, ketika udara di rumah penuh dengan polutan kecil—misalnya debu halus, spora jamur, atau volatile organic compounds (VOC) dari cat dan perabot—tubuh akan terus bekerja ekstra untuk mengatasinya. Akibatnya, batuk muncul lebih sering dibanding biasanya.
Tidak hanya itu, sebuah publikasi dari Environmental Health Perspectives pernah menjelaskan bahwa paparan polutan dalam ruangan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko iritasi pernapasan dan alergi, terutama pada kelompok sensitif seperti anak-anak dan lansia. Kutipan ini menunjukkan bahwa kualitas udara bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga kesehatan secara langsung.
Tanda-Tanda Udara di Rumah Tak Sehat

Kamu mungkin bertanya-tanya, “Emang udaranya seburuk itu?” Nah, berikut beberapa tanda yang sering terlewat:
- Batuk atau bersin berulang tanpa penyebab jelas.
Bila gejala muncul terutama saat berada di rumah, itu bisa jadi indikator kuat. - Aroma pengap atau apek.
Ini biasanya tanda adanya kelembapan tinggi atau pertumbuhan jamur. - Debu cepat menumpuk.
Meski rajin bersih-bersih, debu tetap datang cepat? Bisa jadi ventilasi kurang optimal. - Mata mudah perih atau tenggorokan terasa kering.
Kondisi ini sering muncul jika ada bahan kimia volatile yang mengambang di udara.
Kalau beberapa tanda di atas terasa familiar, mungkin saatnya melakukan pengecekan kualitas udara di rumah.
Apa Saja yang Diukur dalam Pengujian Udara?
Pengujian kualitas udara tidak sesederhana membuka jendela dan menebak-nebak apakah udaranya segar atau tidak. Ada beberapa parameter penting yang biasanya diperiksa, antara lain:
- Particulate Matter (PM2.5 dan PM10)
Partikel kecil ini bisa masuk ke paru-paru dan memicu iritasi. - Karbon monoksida (CO)
Gas tidak berbau yang bisa berbahaya jika kadarnya tinggi. - Kelembapan
Kelembapan tinggi bisa memicu pertumbuhan jamur. - Senyawa kimia (VOC)
Berasal dari cat, furnitur, parfum ruangan, hingga produk pembersih. - Amonia, sulfur, atau gas lainnya
Tergantung kondisi lingkungan sekitar rumah.
Dari hasil pengujian ini, kita jadi bisa tahu apakah udara di rumah aman, butuh perbaikan ventilasi, atau perlu tindakan lain.
Kapan Sebaiknya Melakukan Pengujian Kualitas Udara?
Tidak semua rumah butuh pengujian rutin, tetapi ada beberapa situasi yang sebaiknya membuatmu mempertimbangkannya:
- Batuk atau alergi tidak kunjung hilang.
Jika gejala berlangsung berminggu-minggu, sebaiknya cek kualitas udara. - Rumah baru direnovasi.
Bahan bangunan dan cat mengeluarkan VOC cukup tinggi. - Ada anggota keluarga dengan asma atau alergi.
Mereka lebih sensitif terhadap perubahan udara. - Rumah terasa lembap atau berbau.
Ini sering tanda adanya jamur atau ventilasi kurang baik.
Melakukan pengujian secara profesional juga memberi gambaran objektif tentang kondisi udara, sehingga tidak hanya mengandalkan tebakan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Udara di Rumah?
Setelah tahu apa saja yang memengaruhi kesehatan udara, langkah berikutnya tentu memperbaikinya. Tenang, tidak semuanya harus mahal atau rumit. Berikut beberapa langkah sederhana:
- Rajin membersihkan rumah, terutama bagian yang sering berdebu seperti tirai, karpet, dan sudut-sudut ruangan.
- Gunakan ventilasi alami dengan membuka jendela di pagi hari agar udara bergerak lebih lancar.
- Kurangi penggunaan parfum ruangan atau bahan kimia kuat. Pilih yang lebih alami atau non-VOC.
- Gunakan air purifier, terutama bila tinggal di area yang polusinya cukup tinggi.
- Jaga kelembapan dengan menggunakan dehumidifier atau sekadar menjemur barang-barang yang lembap.
Dan kalau kamu tinggal di wilayah yang sering melakukan pengawasan lingkungan, lembaga seperti Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka juga biasanya menyediakan edukasi dan informasi terkait kualitas udara.
Saatnya Lebih Peduli dengan Udara di Sekitar Kita
Batuk memang bisa muncul karena banyak hal, tapi kualitas udara dalam ruangan sering kali menjadi penyebab yang tidak disadari. Dengan memahami apa saja yang memengaruhi udara rumah dan bagaimana cara mengeceknya, kamu bisa lebih bijak dalam menjaga kesehatan keluarga. Tidak harus langsung melakukan tindakan besar—kadang cukup memperbaiki sirkulasi udara, mengurangi bahan kimia, atau menjaga kebersihan rutin.
Jika belakangan ini kamu sering batuk tanpa alasan jelas, mungkin ini momen yang tepat untuk mengevaluasi kualitas udara di rumahmu. Semakin cepat menyadari, semakin cepat pula kamu bisa memperbaikinya. Udara yang sehat bukan hanya membuat tubuh lebih nyaman, tapi juga membuat rumah terasa benar-benar menjadi tempat istirahat yang aman dan menenangkan.

Halo, Saya Iim Rohimah
Seorang full time blogger, mom of two boys, suka piknik tipis-tipis, dan sharing pengalaman sehari-hari. Blog diarybunda.web.id adalah tempat mencurahkan segala hal terkait keluarga, dunia perempuan, dan segala topik lifestyle. Enjoy reading…

Tinggalkan Balasan